TELUKKUANTAN, ( BATOBO.COM ) – Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) di Provinsi Riau menyimpan potensi wisata alam yang luar biasa, khususnya dalam hal keberadaan air terjun alami. Dengan total 22 air terjun tersebar di berbagai kecamatan, Kuansing layak dijadikan destinasi wisata unggulan yang dapat bersaing secara nasional maupun internasional.
Anggota DPRD Provinsi Riau, Jons Ade Nopendra, memberikan perhatian serius terhadap potensi ini. Dalam pernyataannya, Jons Ade mengajak Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kabupaten Kuansing untuk berkolaborasi dalam membenahi infrastruktur dan fasilitas pendukung di kawasan wisata air terjun.
“Kuansing adalah daerah yang paling banyak memiliki air terjun alami di Riau. Ini aset luar biasa yang harus kita kelola dengan baik. Pemerintah provinsi dan kabupaten harus duduk bersama, bersinergi untuk menata kembali objek wisata ini,” ujarnya saat ditemui di Telukkuantan, Sabtu (5/4/2025).
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kuansing mencatat ada 22 air terjun yang sebagian besar berada di kawasan Bukit Barisan, punggung Pulau Sumatera. Beberapa yang paling populer antara lain Air Terjun Batang Koban, Sungai Kandi, dan Guruh Gemurai. Setiap musim liburan, destinasi ini selalu dipadati wisatawan lokal maupun luar daerah.
Namun, di balik keindahan alam yang memukau, infrastruktur di sekitar air terjun tersebut masih sangat terbatas. Fasilitas seperti jalan akses, tempat parkir, toilet umum, tangga pengaman, musala, dan kantor pengelola dinilai belum memadai.
“Beberapa fasilitas pendukung sudah rusak, belum ada pembenahan. Padahal kawasan air terjun seperti Batang Koban dan Guruh Gemurai sudah memiliki DED (Detail Engineering Design). Tinggal komitmen dan alokasi anggaran saja,” jelas politisi Partai Golkar itu.
Ia juga menyoroti aspek keselamatan pengunjung. Lokasi air terjun yang berada di lereng curam membutuhkan pengamanan ekstra agar tidak membahayakan, terutama bagi anak-anak dan perempuan.
Yang menjadi tantangan adalah letak air terjun yang berada di kawasan Hutan Lindung Bukit Betabuh. Di sisi lain, berbagai fasilitas justru dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Kuansing.
“Permasalahan kawasan itu sebenarnya bisa dicarikan jalan keluarnya. Yang terpenting ada sinergi dan komunikasi yang baik antara pemprov dan pemkab,” ucap putra sulung mantan Bupati Kuansing, Sukarmis ini.
Jons Ade optimis, apabila pembenahan dilakukan secara maksimal, sektor pariwisata Kuansing akan menggeliat dan memberi dampak ekonomi signifikan bagi masyarakat.
“Dampaknya bukan hanya terhadap kunjungan wisata, tapi juga terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan perputaran ekonomi di masyarakat. Ini kesempatan besar bagi Kuansing,” tutupnya.
Dengan potensi alam yang indah dan semangat kolaborasi antar pemerintah, Kuansing berada di jalur yang tepat menuju kemajuan sektor pariwisata yang berkelanjutan. Sudah saatnya kekayaan alam daerah ini menjadi magnet wisata dan penggerak ekonomi lokal.